Pendahuluan
Aktor berbakat Eza Gionino baru-baru ini mengungkapkan momen emosional yang tak terlupakan saat menjalani syuting sinetron “Cinta di Ujung Sajadah”. Dalam sebuah adegan yang mengharuskan dirinya berinteraksi dengan lawan mainnya dalam nuansa romantis, tiba-tiba air mata Eza pecah. Bukan karena kesulitan mendalami peran, melainkan karena adegan tersebut justru membawanya pada kenangan mendalam akan mendiang ibunda tercinta.
Aktor berbakat Eza Gionino, Sinetron “Cinta di Ujung Sajadah” memang dikenal dengan alur cerita yang menyentuh hati dan kerap kali memicu emosi para penonton. Namun, kali ini, emosi justru melanda sang aktor utama di balik layar. Eza Gionino, yang memerankan karakter utama pria dalam sinetron tersebut, mengaku tak kuasa menahan air mata saat melakoni salah satu adegan cinta. Sumber Terpercaya Casatoto Agen Slot Gacor Hadiah Terbesar Di Indonesia.
Adegan Romantis yang Menghujam Kalbu
Eza tidak secara spesifik menyebutkan adegan mana yang membuatnya begitu emosional. Namun, ia mengisyaratkan bahwa adegan tersebut melibatkan interaksi yang penuh kasih sayang dan perhatian dengan lawan mainnya. Suasana romantis yang dibangun dalam adegan itu rupanya secara tak terduga memicu воспоминания tentang sosok ibunda yang telah lebih dulu berpulang.
“Ada satu adegan cinta di ‘Cinta di Ujung Sajadah’ yang benar-benar bikin saya nggak bisa nahan air mata,” ungkap Eza dalam sebuah wawancara virtual dengan awak media, Selasa (8/4/2025). “Entah kenapa, saat itu saya justru teringat sama Mama.”
Baca Juga: Lady Nayoan dan Realitas Pahit Perselingkuhan Rendy Kjaernett
Sosok Ibu yang Penuh Cinta dan Perhatian
Bagi Eza Gionino, mendiang ibunda adalah sosok yang sangat berarti dalam hidupnya. Ia seringkali mengenang kasih sayang, perhatian, dan dukungan tanpa syarat yang selalu diberikan sang ibu. Kehilangan ibunda tentu meninggalkan luka yang mendalam bagi Eza, dan kenangan tentang beliau masih sangat kuat dalam benaknya.
“Mama itu segalanya buat saya. Beliau adalah orang pertama yang selalu percaya sama saya, selalu mendukung setiap langkah saya. Setiap momen penting dalam hidup saya, Mama selalu ada,” tutur Eza dengan suara yang terdengar bergetar.
Penghayatan Peran yang Terhubung dengan Kenangan
Eza menduga, emosi yang pecah saat syuting adegan cinta tersebut mungkin disebabkan oleh penghayatan peran yang mendalam. Ia berusaha untuk menampilkan kasih sayang dan keintiman dengan lawan mainnya senatural mungkin. Tanpa disadari, emosi yang ia bangun untuk karakter tersebut justru terhubung dengan kenangan akan cinta dan kasih sayang ibundanya.
“Mungkin karena saya berusaha untuk benar-benar menghayati adegan itu, untuk merasakan cinta yang tulus. Dan tanpa saya sadari, rasa cinta itu justru membawa saya kembali ke воспоминания tentang Mama,” jelas Eza. “Cinta seorang ibu itu kan memang nggak ada duanya.”
Air Mata Kerinduan di Tengah Profesionalisme
Meskipun dilanda emosi yang kuat, Eza Gionino tetap berusaha untuk profesional dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang aktor. Ia mencoba untuk mengendalikan air matanya dan menyelesaikan adegan tersebut dengan sebaik mungkin. Namun, momen tersebut menjadi bukti betapa dalamnya kerinduan Eza terhadap sang ibunda.
“Sebagai aktor, saya harus tetap profesional. Tapi jujur, saat itu benar-benar berat. Saya berusaha untuk tetap fokus, tapi air mata ini nggak bisa dibohongi,” kata Eza. “Ini bukan air mata kesedihan saja, tapi juga air mata kerinduan yang mendalam.”
Kenangan Ibu Sebagai Sumber Kekuatan
Bagi Eza Gionino, kenangan akan ibunda tercinta tampaknya menjadi sumber kekuatan dan inspirasi dalam menjalani kehidupannya, termasuk dalam karirnya sebagai seorang aktor. Cinta dan dukungan sang ibu akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari dirinya.
Momen emosional di lokasi syuting “Cinta di Ujung Sajadah” ini menjadi pengingat bagi kita semua akan betapa kuatnya ikatan antara ibu dan anak. Bahkan di tengah kesibukan dan tuntutan pekerjaan, kenangan akan orang yang kita cintai dapat hadir secara tiba-tiba dan menyentuh relung hati yang paling dalam.
Kesimpulan
Pecahnya emosi Eza Gionino saat syuting adegan cinta di sinetron “Cinta di Ujung Sajadah” adalah momen yang menyentuh hati. Bukan sekadar penghayatan peran, air mata tersebut merupakan luapan kerinduan yang mendalam terhadap mendiang ibunda tercinta. Momen ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh sosok ibu dalam kehidupan seorang anak, bahkan hingga ia telah dewasa dan sukses dalam karirnya. Di tengah profesionalisme dunia hiburan, sisi humanis dan emosional seorang Eza Gionino justru semakin membuatnya dekat dengan para penggemar dan penonton setia sinetron “Cinta di Ujung Sajadah”.